Kehilangan Nikmat?

8 Rabi’ul Akhir 1431 H

Mempraktikkan sebuah konsep, tidak semudah mengatakannya.

Betapa sering mendengarkan atau bahkan menyampaikan tausyiah mengenai ‘rumus tukang parkir‘-nya A AGym, namun mempraktikkannya memang tidak mudah. Ya, beberapa hari ini Allah sedang mencabut nikmat yang telah diberikan-Nya padaku sejak lahir (mudah-mudahan segera dikembalikan :D), nikmat pendengaran.

Beberapa hari ini telinga kananku tidak bisa mendengar suara apa-apa. Beraktivitas pun jadi kurang nyaman. Suara adzan tidak begitu jelas terdengar, begitu juga suara dari TV dan Laptop. Suara yang terdengar saat tilawah pun terasa aneh, beda. Saat shalat berjamaah harus mengusahakan posisi di sebelah kanan imam supaya suaranya terdengar jelas. Saat mentoring pun harus mengambil posisi yang tepat.. dan lain-lain, dan lain-lain.

Ujung-ujungnya aktivitas apa pun jadi malas dilakukan, dan timbul pertanyaan… KENAPA??!!

Heu, ya sudahlah ya. Yang penting belum kehilangan The Ultimate Nikmat, IMAN dan ISLAM! 😀  Semoga nikmat yang satu ini tidak dicabut.. Amiin. Dan cara mengusahakan supaya tidak dicabut, ya dengan beraktivitas kembali seperti sedia kala, bahkan lebih! Karena orang yang bersyukur nikmatnya akan ditambah.. 🙂

“Ya Allah, karuniakanlah kepada hamba petunjuk, ketakwaan, kehati-hatian, dan rasa kecukupan… Wahai pembolak-balik hati, tetapkanlah hati hamba dalam ketaatan kepada-Mu..”